DEGREE: Kerangka Evaluasi Baru untuk Game Edukasi yang Lebih Adaptif dan Data-Driven

Yogyakarta – Di era digital, penggunaan game edukasi sebagai alat bantu pembelajaran semakin meluas. Namun, seberapa efektif game tersebut? Bagaimana kita tahu game edukasi itu benar-benar mendukung pembelajaran dan bukan hanya hiburan semata? Inilah tantangan yang diangkat oleh Mei Purwanto, mahasiswa Program Doktor Informatika Universitas Amikom Yogyakarta, dalam penelitian yang menghasilkan model evaluasi bernama DEGREE (Digital Education Game Review and Evaluation Engine).

Mengapa Penelitian Ini Penting?

Game edukasi menjanjikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan interaktif dibanding metode tradisional. Tetapi banyak alat evaluasi game yang ada saat ini lebih menekankan aspek teknis, misalnya antarmuka atau fungsi dasar, tanpa cukup memperhatikan bagaimana pengguna merasakan pengalaman belajar. Mei Purwanto melihat ada celah besar di sini. “Kami ingin membangun kerangka evaluasi yang benar-benar memotret pengalaman pengguna, sehingga hasilnya bisa dipakai bukan hanya untuk menilai, tapi juga memperbaiki kualitas game edukasi,” ungkapnya.

Metode dan Inovasi Model DEGREE

Penelitian ini melibatkan 4.800 responden, seluruhnya pengguna aktif dua game edukasi populer. Model DEGREE dikembangkan sebagai perbaikan dari MEEGA+ dengan memadukan dimensi Usability (estetika, aksesibilitas, kemudahan belajar, operabilitas) dan Player Experience (fokus perhatian, kesenangan, tantangan, interaksi sosial, kepuasan, kepercayaan diri, perlindungan dari kesalahan, serta kontrol). Proses uji reliabilitas dilakukan dengan Cronbach’s Alpha, sedangkan perhitungan skor memanfaatkan metode Fuzzy Weighted Average (FWA) dan defuzzifikasi Mean of Maximum (MoM).

Temuan menarik muncul saat dimensi Feedback, yang awalnya dipertimbangkan, justru menurunkan konsistensi hasil pengukuran sehingga dikeluarkan dari model akhir. Sebaliknya, dimensi Control terbukti paling dominan dengan reliabilitas α = 0,914 dan kontribusi skor akhir MoM = 0,2735. Menurut Mei Purwanto, “Hasil ini menunjukkan bahwa kendali pemain atas alur dan interaksi bukan sekadar fitur tambahan. Ia adalah faktor utama yang membuat pembelajaran melalui game menjadi bermakna.

Dampak dan Arah Penelitian ke Depan

Dengan model DEGREE, evaluasi kualitas game edukasi kini lebih terukur dan adaptif. Bagi pengembang, hasil penelitian ini bisa menjadi panduan praktis untuk merancang game yang tidak hanya seru dimainkan, tetapi juga efektif sebagai media pembelajaran. Sementara bagi pendidik, DEGREE membantu menyeleksi game edukasi yang benar-benar mendukung tujuan belajar siswa.

Peneliti juga menekankan pentingnya melanjutkan uji coba di konteks lain. “Kami masih perlu menguji validitas DEGREE di lintas budaya, berbagai platform game, dan level pendidikan yang berbeda. Dengan begitu, model ini bisa menjadi standar global dalam mengevaluasi kualitas game edukasi,” jelasnya.

Keberhasilan penelitian ini juga tidak terlepas dari peran tim promotor yang memberikan arahan dan bimbingan ilmiah, yaitu:

Kolaborasi antara mahasiswa dan promotor inilah yang menjadikan penelitian ini solid baik secara metodologi maupun kontribusinya bagi bidang ilmu.

Penelitian ini tidak hanya menegaskan peran Amikom Yogyakarta dalam melahirkan inovasi digital, tetapi juga memperlihatkan bagaimana riset akademik dapat langsung memberikan manfaat praktis untuk dunia pendidikan dan industri kreatif.

Translate »